Perkembangan
motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada
dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot
anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang
dikontrol oleh otak.
Dan patut
diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa ama, tergantung proses kematangan
masing-masing anak.
Berikut
tahapan-tahapan perkembangannya:
Usia 1-2
tahun
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
|
•
merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah • berjalan cepat • cepat-cepat duduk agar tidak jatuh • merangkak di tangga • berdiri di kursi tanpa pegangan • menarik dan mendorong benda-benda berat • melempar bola |
•
mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan • menyusun menara dari balok • memindahkan air dari gelas ke gelas lain • belajar memakai kaus kaki sendiri • menyalakan TV dan bermain remote • belajar mengupas pisang |
Usia 2-3
tahun
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
|
•
melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit • menendang bola • memanjat meja atau tempat tidur • naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir • berdiri dengan 1 kaki |
•
mencoret-coret dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan • memegang pensil • belajar menggunting • mengancingkan baju • memakai baju sendiri |
Usia 3-4
tahun
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
|
• melompat
dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan • menangkap bola besar • mengendarai sepeda • berdiri dengan 1 kaki |
•
menggambar manusia
• mencuci tangan sendiri • membentuk benda dari plastisin • membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi |
Usia 4-5
tahun
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
|
• menuruni
tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur • melompati rintangan • melempar dan menangkap bola • melambungkan bola |
•
menggunting dengan cukup baik
• melipat amplop • membawa gelas tanpa menumpahkan isinya • memasikkan benang ke lubang besar |
Aspek
Perkembangan Motorik dan Keterhubungannya dengan Aspek Fisik dan
Intelektual Anak
I. PENDAHULUAN
Pembentukan
kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupaun psikologis sangat
bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada usia dini. Perkembangan anak
adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan,
baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan
psikososial yang terjadi dalam usia anak (infancytoddlerhood di usia 0 – 3 tahun,
early childhood usia 3 – 6 tahun, dan middle childhood usia 6-11 tahun).
Masing-masing aspek tersebut memiliki tahapan-tahapan sendiri. Pada usia 1
bulan, misalnya pada aspek motorik kasarnya, anak sudah bisa
menggerakkan tangan dan kakinya.
Masa balita
adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada
masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik
motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Perkembangan anak berlangsung
dalam proses yang holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya
pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik.
Demikian pun
dalam kaitan dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek
perkembangan yang lainnya, terutama dengan kaitan fisik dan intelektual anak.
Dalam makalah ini akan coba di paparkan apa yang dimaksud dengan kecerdasan
motorik, pentingnya perkembangan motorik anak, bagaimana proses perkembangan
motorik anak pada usia middle age atau anak anak ( 3 – 5) tahun dan
stimulasi apa saja yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan
motorik anak usia 3 – 5 tahun.
II. PEMBAHASAN
A.
Berbagai
Pandangan Mengenai Perkembangan Motorik Anak
Fisik atau tubuh
manusia merupakan system organ yang komples dan sangat mengagumkan. Semua organ
ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon.
1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi
empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan
kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan
kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola
tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif
dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4)
struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
Usia emas dalam
perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak,
seperti yang diungkapkan Petterson (1996) During middle childhood, the body
and brain undergo important growth changes, leading to better motor
coordinator, greater strength and more skilfull problem-solving. Health and
nutrition play an important part in these biological developments. Selama
masa
kecil menengah,
tubuh
dan otak mengalami
perubahan pertumbuhan yang
penting, yang mengarah ke koordinator
motorik
yang
lebih baik, kekuatan yang
lebih besar dan lebih
skilfull
pemecahan
masalah. Kesehatan
dan
gizi memainkan
peranan penting dalam
perkembangan
biologis.
Pada usia ini, kesehatan
fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya.
Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia
sebelumnya.
The period of middle childhood, from age six to age
twelve is, also remarkably free from desease. The average child suffers fewer
bouts of illness than during the years before school entry, and the risk of
death for a contemporary Australian or New Zealand child is lower than at any
earlier or later period during the life span. (Petterson,
1996) Periode masa kecil menengah, dari usia enam sampai usia dua
belas adalah, juga sangat bebas dari penyakit. Rata-rata anak menderita
serangan lebih sedikit dari penyakit selama tahun-tahun sebelum masuk sekolah,
dan risiko kematian untuk Australia kontemporer atau New Zealand anak lebih
rendah dibandingkan pada periode sebelumnya atau kemudian selama rentang hidup.
(Petterson, 1996)
Perkembangan
fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan
perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan
motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. .
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. .
Perkembangan
motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap
gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak
yang mengatur otot m,emungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan
motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
- Keterampilan
atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.
- Keterampilan
motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar,
memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau
alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002)
Perkembangan
motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya
sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang
memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai
dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle
childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak
laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar
lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Perkembangan
motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan
fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a
genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia
5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada
tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik
anak.
Teori yang
menjelaskan secara detai tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic
System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut
mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan
sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan
menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik
merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan
beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin
memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu
bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan
apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
“…….to develop motor skill, infants must perceive
something in the environment that motivates them to act and use their
perceptions to fine-tune their movement. Motor skills represent solutions to
the infant’s goal.”
Teori tersebut
pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka
dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut
merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan
fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang
memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan
kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya
sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin
berjalan untuk mengambil mainannya.
Selain berkaitan
erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan
dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (Petterson 1996)
menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak
yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan
menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil
penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan
motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.
B.
Urgensi Perkembangan Motorik Anak
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa
pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu
dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur
dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau
memainkan alat-alat mainan.
b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari
kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi
yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan
dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan
rasa percaya diri.
c. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas
awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan
baris-berbaris.
d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan
anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak
normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan
dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi
perkembangan self-concept atau kepribadian anak.
Stimulasi yang bisa diberikan unruk
mengoptimalkan perkembangan motorik anak adalah:
- Dasar-dasar keterampilan untuk
menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
- Keterampilan berolah raga
(seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
- Gerakan-gerakan permainan,
seperti meloncat, memanjat dan berlari.
- Baris-berbaris secara sederhana
untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
- Gerakan-gerakan ibadah shalat
Perkembangan motorik anak akan lebih
teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk
bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik
karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997). Jika kegiatan anak di
dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan
ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan
seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan
peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat,
koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah.
Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar.
Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara
perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan
tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.
Kemampuan motorik halus bisa
dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air,
mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya
dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik
halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis.
Keterampilan fisik yang dibutuhkan
anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di
masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini
dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari
olah raga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari
permainan di mana seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain
kalah. Anak-anak yang secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan
memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan kemampuannya dan akan
berkenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih
kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka
panjang (CRI, 1997).
Perkembangan motorik berbeda
tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan
gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam
tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melopmat dan menangkap bola dengan mudah
sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau
berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan orang dewasa di sekitar anak
harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak dan merencanakan berbagai
kegiatan yang bisa menstimulainya.
Menurut dr. Karel A.L. Staa, M.D
olah raga memberi manfaat bagi perkembangan motorik anak. Selain untuk
perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan otak serta
psikologis anak. Mengikutkan anak pada kelompok olahraga akan meningkatkan
kesehatan fisik, psikologis serta psikososialnya. Anak menjadi senang mendapat
stimulasi kreativitas yang baik untuk perkembangannya.
Selain berbagai kegiatan stimulai,
hal lain yang mempengaruhi perkembangan motorik anak adalah gizi anak. Banyak
penelitian yang menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta
perkembangan motorik kasar. Levitsky dan Strupp pada penelitiannya terhadap
tikus mengungkapkan bahwa kurang gizi menyebabkan functional isolationism
‘isolasi diri’ yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak
(conserve energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial,
aktivitas, perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi. Aplikasi teori ini
kepada manusia adalah bahwa pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak
menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya,
anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya
mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu
melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Model functional isolationism
yang dilukiskan ini sama dengan teori sebelumnya bahwa aspek-aspek essensial
dan universal untuk perkembangan kognitif ditekan oleh mekanisme penurunan
aktivitas pada keadaan kurang gizi.
Untuk melakukan suatu aktivitas
motorik, dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap,
merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang
mengeluarkan energi yang tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi
Protein) biasanya selalu terlambat dalam perkembangan motor milestone. Sebagai
contoh, pada anak usia muda, komposisi serat otot yang terlibat dalam
pergerakan kontraksi kurang berkembang pada anak yang kurang gizi. Keadaan ini
juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga terjadi pertumbuhan badan
yang terlambat3.
Tengkurap, merangkak, dan berjalan
menurunkan ketergantungan atau kontak yang terus-menerus dengan pengasuhnya.
Keadaan ini berpengaruh nyata terhadap mekanisme self-regulatory,
sehingga anak menjadi lebih bersosialisasi dan ramah dengan lingkungannya.
Sebaliknya, bila terjadi keterlambatan dalam locomotion dan perkembangan
motorik akan merusak akses terhadap sumber-sumber eksternal yang berpengaruh
kurang baik terhadap regulasi emosional, sehingga akan mengakibatkan
terhambatnya perkembangan kecerdasan anak. Sehubungan dengan hal tersebut di
atas, telah dilakukan penelitian di daerah Jawa Barat yang dilakukan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Gizi, Bogor dan University of California, Davis,
USA untuk dapat menerangkan tentang bagaimana mekanisme gizi berpengaruh terhadap
perkembangan kecerdasan anak. Sebanyak tidak kurang dari 17 buah makalah ilmiah
dan hasil penelitian ini telah diterbitkan di dalam beberapa jurnal di luar
negeri.
Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa anak-anak yang di usia awalnya mendapat makanan suplemen,
pada 8 tahun kemudian nilai tes intelektualnya lebih baik dari pada anak yang
tidak mendapatkan suplemen. Sesudah memperhitungkan faktor confounder peneliti
berkesimpulan bahwa suplemen makanan pada waktu bayi adalah faktor yang
menyebabkan perbedaan. Hasil penemuan ini mendemonstrasikan bahwa suplemen
makanan selama tiga bulan pada waktu bayi berumur kurang dari 18 bulan membawa
keuntungan yang nyata terhadap kecerdasan anak sampai 8 tahun kemudian.
Sedangkan terhadap anak yang berumur lebih dari 18 bulan yang sekarang berumur
antara 10–12 tahun, keuntungan tersebut tidak nyata. Hasil penelitian tersebut
pun menghasilkan suatu dugaan bahwa perkembangan neurologi sebelum berumur 18
bulan berhubungan erat dengan defisiensi gizi yang dapat bersifat permanen.
Umur 18 bulan dari hasil penelitian ini dapat merupakan batas atau cut off
point. Hasil-hasil penelitian pada tikus menunjukkan bahwa gizi kurang
dapat berakibat defisit myelinisasi pada otak yang irreversibel. Pada
tikus, masa-masa kritis terjadi pada saat umur 8–14 hari, dan berdasarkan
periode puncak pertumbuhan maka pada manusia dapat terjadi pada usia 6–18
bulan15. Sehubungan dengan hal tersebut, maka bayi kurang gizi yang tidak
mendapat suplemen diduga mengalami defisit myelinisasi. Artinya terjadi
kesulitan dalam menghantarkan informasi dari satu neuron ke neuron yang lain
dan mengakibatkan intelektual anak rendah. Hal ini pun pada akhirnya
mempengaruhi perkembangan motorik anak. Refleks anak terhadap lingkungannya
akan terhambat.
Data hasil penelitian kroseksional
tersebut tidak merupakan data yang representatif dari perubahan dalam diri
seorang anak. Walaupun dalam banyak hal perkembangan motorik milestone
tidak selamanya mengikuti suatu perubahan kronologi yang ketat, data dari hasil
penelitian tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengestimasi
perkembangan motorik pada umur anak tertentu.
Apabila dibandingkan dengan
negara-negara Barat, maka perkembangan motorik milestone pada anak
Indonesia tergolong rendah. Di Amerika, anak mulai berjalan pada umur 11,4–12,4
bulan11, dan anak-anak di Eropa antara 12,4–13,6 bulan12. Sedangkan di
Indonesia, pada sampel yang diteliti adalah 14,02 bulan. Informasi yang cukup
untuk menerangkan perbedaan tersebut belum ada, namun besar kemungkinan bahwa
faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperanan. Penjabaran
tersebut di atas, menghasilkan suatu kesimpulan bahwa pember ian stumulasi
untuk mengembangkan kemampuan motorik merupakan hal yang urgen atau penting.
Bagaimanakah
Perkembangan Motorik Usia 3-5 tahun ??
Tim penulis
CRI (1997) menjelaskan bahwa anak usia 3 tahun memiliki kekuatan fisik yang
mulai berkembang, tapi rentang konsentrasinya pendek, cenderung
berpindah-pindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain. Meskipun memiliki
rentang konsentrasi yang relatif pendek, mereka menjadi ahli pemecah masalah
dan dapat memusatkan perhatian untuk suatu periode yang cukup lama jika topik
yang diajarkan menarik bagi mereka. Permainan mereka bersifat sosial dan
sekaligus pararel. Pada usia ini, anak mengembangkan keterampilan motorik kasar
dan melakukan gerakan fisik yang sangat aktif. Energi mereka seolah-olah tiada
habisnnya.
Pada usia 5
tahun, rentang konsentrasi anak menjadi agak lama. Kemampuan mereka untuk
berfikir dan memecahkan masalah juga semakin berkembang. Anak dapat memusatkan
diri pada tugas-tugas dan berusaha untuk memenuhi standar mereka sendiri.
Secara fisik, pada usia ini fisik anak sangat lentur dan tertarik pada senam
dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik.
Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis
lebih mudah dilakukan. Secara terperinci, deskripsi perkembangan fisik anak
usia 3-5 tahun adalah sebagai berikut.
Tahap
Perkembangan Motorik Anak
|
Usia
|
Tahap Perkembangan
|
|
Tiga tahun
|
|
|
Empat
tahun
|
|
|
Lima tahun
|
|
Diadaptasi
dari CRI (1997)
Perkembangan
motorik anak bisa di pantau dengan melakukan suatu tes. Tes yang umum dilakukan
untuk memantau perkembangan motorik adalah tes Denver. Tes ini membagi
perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan
bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif.
Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali. Sedangkan balita, atau tepatnya
setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali. Tes Denver
merupakan checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak, apakah
anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak.
D.
KESIMPULAN DAN SARAN
Motorik anak
perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak
berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola
pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik anak.
Perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki alur
kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak.
Pada umumnya
anak usia 3 sampai 4 tahun memiliki kekuatan fisik yang mulai berkembang, tapi
rentang konsentrasinya pendek, cenderung berpindah-pindah dari satu kegiatan ke
kegiatan yang lain. Sedangkan pada usia 5 tahun Secara fisik, pada usia ini
fisik anak sangat lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur.
Mereka mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan
seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan
Beberapa hal
yang bisa dilakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik anak adalah sebagai
berikut:
- Memberikan kesempatan belajar
anak untuk mempelajari kemampuan motoriknya, agar ia tak mengalami
kelambatan perkembangan.
- Memberikan kesempatan mencoba
seluas-luasnya agar ia bisa menguasai kemampuan motoriknya.
- Memberikan contoh yang baik,
karena mempelajari dan mengembangkan kemampuan motoriknya lewat cara
meniru, si kecil perlu mendapat contoh (model) yang tepat dan baik.
- Memberikan bimbingan karena
meniru tanpa bimbingan tak akan mendapatkan hasil optimal. Ini penting
agar ia mengenali kesalahannya.
- Penggunaan KMS (Kartu Menuju
Sehat) yang bisa memantau perkembangan motorik anak secara praktis, untuk
melihat apakah anak berkembang sesuai dengan tahapannya atau tidak.
Sampai mana perkembangan kematangan
sosial anak Anda? Skala anak ini digunakan sebagai acuan apakah anak Anda
berkembang normal. Anak umur 5 tahun bisa saja masih berada di perkembangan
anak umur 3 tahun dan sebaliknya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pola
pengasuhan dan lingkungan di sekitarnya
UMUR 0-1 TAHUN
UMUR 0-1 TAHUN
1. Tidak lagi ngiler
2. Minum dari gelas/cangkir dengan dibantu
3. Berteriak-teriak
4. Minta perhatian orang lain (ingin diajak bicara dsb)
5. Mengamati dengan mata
6. Menggunakan/menirukan suara
7. Mengikuti perintah-perintah sederhana
8. Memegang benda-benda yang berada dalam jangkauan
9. Mencapai benda-benda yang dekat
10. Menyibukkan diri sendiri tanpa dibantu
11. Memegang antara ibu jari dan jari-jari
12. Mengimbangkan kepala
13. Berguling
14. Menarik diri sendiri untuk berdiri
15. Berdiri sendiri
2. Minum dari gelas/cangkir dengan dibantu
3. Berteriak-teriak
4. Minta perhatian orang lain (ingin diajak bicara dsb)
5. Mengamati dengan mata
6. Menggunakan/menirukan suara
7. Mengikuti perintah-perintah sederhana
8. Memegang benda-benda yang berada dalam jangkauan
9. Mencapai benda-benda yang dekat
10. Menyibukkan diri sendiri tanpa dibantu
11. Memegang antara ibu jari dan jari-jari
12. Mengimbangkan kepala
13. Berguling
14. Menarik diri sendiri untuk berdiri
15. Berdiri sendiri
UMUR 1-2 TAHUN
1.Tidak digendong
2. Membuka kaos kaki
3. Mengunyah makanan
4. Minum dengan gelas/cangkir tanpa bantuan
5. Makan dengan sendok
6. Membedakan bahan-bahan yang dimakan
7. Mengupas makanan/membuka bungkus gula-gula
8. Bermain-main dengan anak lain
9. Mengetahui nama-nama benda yang umum
10. Bercakap-cakap dengan kalimat pendek
11. Mencoret-coret dengan pensil atau kapur
12. Memindah-mindahkan benda
13. Mengatasi halangan-halanga sederhana
14. Mengambil atau mebawa benda-benda yang dikenal
15. Berjalan-jalan dalam kamar tanpa bantuan
16. Berjalan keliling dalam rumah/pekarangan
17. Menaiki anak tangga/trap tanpa ditolong
2. Membuka kaos kaki
3. Mengunyah makanan
4. Minum dengan gelas/cangkir tanpa bantuan
5. Makan dengan sendok
6. Membedakan bahan-bahan yang dimakan
7. Mengupas makanan/membuka bungkus gula-gula
8. Bermain-main dengan anak lain
9. Mengetahui nama-nama benda yang umum
10. Bercakap-cakap dengan kalimat pendek
11. Mencoret-coret dengan pensil atau kapur
12. Memindah-mindahkan benda
13. Mengatasi halangan-halanga sederhana
14. Mengambil atau mebawa benda-benda yang dikenal
15. Berjalan-jalan dalam kamar tanpa bantuan
16. Berjalan keliling dalam rumah/pekarangan
17. Menaiki anak tangga/trap tanpa ditolong
UMUR
2-3 TAHUN
1. Minta pergi ke belakang (WC)
2. Mengeringkan tangan
3. Menanggalkan pakaian
4. Memakai baju atau pakaian tanpa bantuan
5. Makan dengan sendok tanpa berceceran
6. Mengambil minuman tanpa dibantu
7. Menceritakan pengalaman
8. Mengatakan sesuatu keinginan
9. Berprakarsa sendiri untuk memulai permainan
10. Menghindari bahaya-bahaya yang sederhana
11. Memotong-motong dengan gunting
12. Dapat mengenal tempat
2. Mengeringkan tangan
3. Menanggalkan pakaian
4. Memakai baju atau pakaian tanpa bantuan
5. Makan dengan sendok tanpa berceceran
6. Mengambil minuman tanpa dibantu
7. Menceritakan pengalaman
8. Mengatakan sesuatu keinginan
9. Berprakarsa sendiri untuk memulai permainan
10. Menghindari bahaya-bahaya yang sederhana
11. Memotong-motong dengan gunting
12. Dapat mengenal tempat
UMUR 3-4 TAHUN
1. Minta pergi ke WC
2. Mengancing baju atau pakaian
3. Mencuci tangan tanpa bantuan
4. Minta tambah makan
5. Mengambil alat-alat makan dan minum sendiri tanpa dibantu
6. Memilih permainan atau barang untuk dirinya
7. Menunjukkan suatu aktivitas kepada orang lain
8. Bermain-main bersama pada tingkat taman kanak-kanak
9. Menceritakan pengalaman-pengalaman kecil
10. Membantu pekerjaan rumah tangga
11. Naik turun trap lantai rumah tanpa dibantu
12. Pergi ke lingkungan tetangga tanpa diantar
2. Mengancing baju atau pakaian
3. Mencuci tangan tanpa bantuan
4. Minta tambah makan
5. Mengambil alat-alat makan dan minum sendiri tanpa dibantu
6. Memilih permainan atau barang untuk dirinya
7. Menunjukkan suatu aktivitas kepada orang lain
8. Bermain-main bersama pada tingkat taman kanak-kanak
9. Menceritakan pengalaman-pengalaman kecil
10. Membantu pekerjaan rumah tangga
11. Naik turun trap lantai rumah tanpa dibantu
12. Pergi ke lingkungan tetangga tanpa diantar
UMUR 4-5 TAHUN
1. Pergi tidur sendiri tanpa ditemani orang tuanya
2. Menyisir rambut secara sederhana
3. Menggosok gigi
4. Mencuci muka tanpa dibantu
5. Dapat disuruh membeli sesuatu
6. Bermain-main permainan yang bersifat lomba
7. Menyampaikan pesan sederhana
8. Memakai pensil atau kapur untuk menggambar
9. Naik turun tangga tanpa dibantu
2. Menyisir rambut secara sederhana
3. Menggosok gigi
4. Mencuci muka tanpa dibantu
5. Dapat disuruh membeli sesuatu
6. Bermain-main permainan yang bersifat lomba
7. Menyampaikan pesan sederhana
8. Memakai pensil atau kapur untuk menggambar
9. Naik turun tangga tanpa dibantu
UMUR 5-6 TAHUN
1. Pergi tidur dengan bantuan
2. Mandi masih dengan bantuan orang lain
3. Melayani diri sendiri dalam hal makan
4. Dapat berbelanja kecil-kecilan
5. Bermain permainan meja sederhana
6. Menulis satu atau lebih huruf sederhana
7. Bermain-main permainan yang beresiko seperti kereta atau geedekan dorong, meloncat panggug, jungki r balik
8. Pergi ke sekolah tanpa dianta
2. Mandi masih dengan bantuan orang lain
3. Melayani diri sendiri dalam hal makan
4. Dapat berbelanja kecil-kecilan
5. Bermain permainan meja sederhana
6. Menulis satu atau lebih huruf sederhana
7. Bermain-main permainan yang beresiko seperti kereta atau geedekan dorong, meloncat panggug, jungki r balik
8. Pergi ke sekolah tanpa dianta
Inspirasi Ibu Membentuk Keluarga
Bahagia dan Berkarakter
A. Kemampuan
perkembangan yang harus dicapai anak sampai berumur 12 bulan.
- Gerak kasar : Berjalan dengan
berpegangan
- Gerak halus : Mengambil benda
kecil sebesar biji jagung dengan meraup.
- Bicara, bahasa dan kecerdasan
: Mengatakan dua suku kata yang sama, misalnya : pa-pa, ma-ma,
da-da, dan lain-lain.
- Bergaul dan mandiri : Bermain
“ciluk-ba”
B. Stimulasi
Perkembangan yang perlu diberikan :
- Mengajak anak menggelindingkan
bola. Gelindingkanlah sebuah bola ke arah anak dan mintalah agar ia menggelindingkannya
kembali.
- Melatih anak memanjat kursi
atau tangga yang rendah dengan merangkak. Ajari anak untuk memanjat
kursi/tangga yang rendah secara bertahap dengan menaikkan tungkainya satu
persatu, seperti gerakkan merangkak. Kemudian bantula ia turun dari
kursi/tangga dengan menggunakan tungkai dan kakinya.
- Membantu anak belajar berjalan
sendiri. Buatlah agar anak mau berjalan sendiri, misalnya untuk
mendapatkan dekapan, ciuman, atau mainan kesukaannya.
- Melatih anak untuk
membungkukkan badan tanpa berpegangan. Mintalah anak mengambil mainan yang
terletak dilantai ketika ia beridiri. Mula0mula pegangilah salah satu
tangannya, kemudian biarkan ia melakukannya dengan tanpa bantuan.
- Melatih anak menyusu mainan
balok. Ajarkan anak menyusun balok/kardus kecil, atau kaleng bekas menjadi
menara sederhana, jembatan dan sebagainya. Bantulah anak menumuk benda
tersebut.
- * Memberikan kesempatan kepad
anak untuk mengambar. Sementara mengerjakan pekerjaan ruma tanga,
berikanlah kepada anak selembar kertas dan alat tulis. Biarkan
iamenggambar sendiri sambil diajak bicar mengenai apa yang digambarnya.
- Melatih anak menirukan
kata-kata. Ajaklah anak berbicara sesering mungkin, kenalkan ia dengan
kata-kata baru sambil menunjukkan bendanya/gambarnya dari buku atau majalah.
- Mengajak anak mengikuti
kegiatan keluarga, misalnya makan bersama atau piknik keluarga. Sediakan
peralatan makanan untuknya, bantulah ia untuk belajar makan/minum sendiri.
A. Kemampuan
perkembangan yang harus dicapaianak sesaat sebelum berumur 3 tahun :
- Gerakan kasar : Berdiri dengan
satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2 hitungan.
- Gerakan halus : Meniru membuat
garis lurus
- Bicara, bahasa dan kecerdasan :
Menyatakan keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
- Bergaul dan mandiri :
Menyatakan keinginan buang air besar dan buang air kecil
B. Stimulasi
perkembangan yang perlu diberikan :
1. Melatih
anak melompat jauh.
Letakkan kertas ukuran folio di lantai. ajarilah anak untuk melompati kertas tersebut dengan kedua kaki diankat bersamaan. latihlah agar lompatan anak semakin jauh
Letakkan kertas ukuran folio di lantai. ajarilah anak untuk melompati kertas tersebut dengan kedua kaki diankat bersamaan. latihlah agar lompatan anak semakin jauh
2. Mengajak
anak bermain dengan balok.
Ajaklah anak menyusun dan menumpuk balok mainan untuk membuat rumah-rumahan, jembatan, menara dan lain-lain.
Ajaklah anak menyusun dan menumpuk balok mainan untuk membuat rumah-rumahan, jembatan, menara dan lain-lain.
3. Melatih
anak memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
Sediakanlah macam-macam benda (misalnya : kancing, uang, logam biji-bijian). tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda-benda tersebut menurut jenisnya, jelaskan pula sifat, warna, dan bentuknya. Mulailah dengan 2 jenis benda, kemudian tambahkanlah sejenisnya.
Sediakanlah macam-macam benda (misalnya : kancing, uang, logam biji-bijian). tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda-benda tersebut menurut jenisnya, jelaskan pula sifat, warna, dan bentuknya. Mulailah dengan 2 jenis benda, kemudian tambahkanlah sejenisnya.
4. Melatih
anak menghitung jumlah benda.
Ketika melatih anak mengelompokkan benda menurut jenisnya, ajarilah untuk menghitung jumlah setiap jenis benda. buatlah kelompok dengan jumlah satu, dua, tiga, dan seterusnya.
Ketika melatih anak mengelompokkan benda menurut jenisnya, ajarilah untuk menghitung jumlah setiap jenis benda. buatlah kelompok dengan jumlah satu, dua, tiga, dan seterusnya.
5. Melatih
anak mencocokkan gambar benda yang sesungguhnya.
Sediakanlah macam-macam gambar (dapat diambil dari majalah, buku, koran, dan sebagainya). Mintalah anak mencocokkan gambar-gambar tersebut dengan benda-benda disekelilingnya. bicarakan pula bentuk dan sifat enda-benda itu.
Sediakanlah macam-macam gambar (dapat diambil dari majalah, buku, koran, dan sebagainya). Mintalah anak mencocokkan gambar-gambar tersebut dengan benda-benda disekelilingnya. bicarakan pula bentuk dan sifat enda-benda itu.
6. Melatih
anak untuk menyebutkan namanya.
Sebutkan nama anak dengan perlahan-lahan, kemudian mintalah ia mengulanginya.
Sebutkan nama anak dengan perlahan-lahan, kemudian mintalah ia mengulanginya.
7. Melatih
anak menyebut nama benda dan mengenal sifat/keadaan benda.
Sebutkan nama benda yang ada disekeliling anak. mintalah ia untuk mengambil benda itu sambil menyebutkan nama dan sifat/keadaan benda tersebut. Misalnya: “Mobil-mobilan itu berwarna merah dan terletak dibawah kursi”
Sebutkan nama benda yang ada disekeliling anak. mintalah ia untuk mengambil benda itu sambil menyebutkan nama dan sifat/keadaan benda tersebut. Misalnya: “Mobil-mobilan itu berwarna merah dan terletak dibawah kursi”
8. Melatih
anak mencuci tangan dan kaki, serta mengeringkannya sendiri.
Ajarkan kepada anak cara mencuci tangan dan kakinya, serta mengelap bagian yang basah agar menjadi kering.
Ajarkan kepada anak cara mencuci tangan dan kakinya, serta mengelap bagian yang basah agar menjadi kering.
9. Memberi
kesempatan kepada anak untuk berpakaian dan memilih sendiri pakaian yang akan
dikenakannya.
Ajarkan kepada anak cara berpakaian sendiri dan usahakanlah agar ia mau memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.
Ajarkan kepada anak cara berpakaian sendiri dan usahakanlah agar ia mau memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.
PEMBINAAN
DAN PERKEMBANGAN ANAK KELOMPOK UMUR 12-18 BULAN
A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak samapia sebelum
berumur 18 bulan :- Gerak Kasar
: Berjalan sendiri tanpa jatuh
- Gerak halus
: Mengambil benda kecil ke atas sebesar biji jagung dengan ibu jari dan
telunjuknya (menjumput)
- Bicara,
bahasa, dan kecerdasan : Mengungkapkan keinginan secara sederhana
- Bergaul dan
Kemandirian : Minum sendiri dari gelas tanpa tumpah
·
Melatih anak
berjalan mundur : Bila
anak dapat berjalan sendiri, latihlah ia berjalan mundur. misalnya dengan
memberi mainan uang dapat ditarik, kemudian ia diminta menarik mainanya ssambil
berjalan mundur.
·
Bermain
dengan anak melempar dan menangkap bola: Ajarilah anak menangkap dan
melempar bola. Pakailah bola besar, dan bila anak sudah dapat melakukannya,
pakailah bola yang lebih kecil.
·
Bermain
dengan anak, menendang bola kesasaran: Ajarilah anak menendang bola. Bila ia
sudah dapat melakukannya, mintalah agar ia menendangnya ke arah sasaran
(misalnya botol plastik). Bola dapat dibuat sendiri dari buntalan kertas/kain..
·
Melatih anak
berjalan naik turun tangga: Bila anak sudah dapat berjalan sendiri
ajaklah ia naik/turun tanga dengan berpegangan. jagalah agar ia tidak terjatuh.
·
Melatih anak
memasukkan benda yang lebih kecil ke dalam benda yang lebih besar. Sediakanlah
kardus/mangkuk plastik dari berbagai ukuran. ajarilah anak untuk memasukkan benda
yang kecil ke dalam benda yang lebih besar. latihlah agar ia dapat
melakukannya sendiri.
·
Memberi
kesempatan kepada anak untuk melepas pakaiannya sendiri. Ajarilah anak
untuk melepaskan pakaianya. Biarkan ia melakukannya sendiri, bantulah bila ia
belum bisa membuka kancing baju.
·
Melatih anak
menunjuk danmenyebutkan nama bagian tubuh. Ajarilah anak menunjuk dan
menyebutkan bagian-bagian tubuhnya. Latihlah ia utuk mempelajarinya.
A Kemampuan
perkembangan yang harus dicapai anak sesaat sebelum berumur 24 bulan.
- Gerak Kasar : Berjalan mundur sedikitnya 5
langkah
- Gerak halus : Mencoret-coret dengan alat
tulis
- Bicara, bahas dan kecerdasan : Menyebutkan nama dan
menunjuk satu bagian tubuh dengan benar.
- Bergaul dan mandiri : Meniru melakukan pekerjaan
rumah tangga
B. Stimulasi yang dberikan
- Melatih anak berjalan jinjit. Ajarilah anak bejalan jinjit.
buatlah agar ia menirunya.
- Membantu anak belajar melompat. Tunjukkanlah cara melompat
dengan kedua kaki diangkat bersamaan. pegangi tangannya ketika ia mencoba
melompat untuk pertama kalinya
- Melatih anak berdiri dengan
satu kaki.
Tunjukkan cara beridiri dengan satu kaki secara bergantian. buatlah agar
ia mau menirukannya. mula-mula peganglah tangannya, kemudian lepaskan.
latihlah agar ia bisa melakukannya tanpa kehilangan keseimbangan.
- Mengajari anak menggambar betuk
sederhana. Ajari
anak menggabar garis lurus, bulatan, segitiga, dan sebagainya.
- Mengajak anak bermain membuat
bentuk sederhana dari lilin/tanah liat/adonan kue. Ajari anak membuat bulatan,
segiriga dan lain-laij
- Mengajari anak memasukkan benda
ke lubang yang sesuai. Sediakan kardus yang dibuat lubang-lubang
berbentuk segi tiga, segi empat segi lima, bulatan dan sebagainya.
Tunjukkan kepada anak cara memasukkan benda berbentuk segi tiga, segi
empat, segi lima, bulatan dan sebagainya kedalam lubang yang sesuai besar
dan bentuknya
- Bermain dengan anak menyusun
potongan gambar.
Sediakan karton yang sudah ditempel gambari dari majalah bekas. gunting
karton menjadi 3 – 4 potongan. Ajari anak untuk menyusun potongan gambar
tersebut menjadi gambar yang utuh seperti semula
- Melatih anak mengikuti perintah
sederhana.
Berilah anak suatu perintah sederhana. Buatlah agar ia mau melakukannya.
bila perlu tunjukkan cara mengerjakan perintah tersebut.
- Melatih anak Menceritakan apa
yang dikerjakannya/dilihatnya. Ajaklah anak menceritakan apa yang dialaminya
dan dilihatnya. perbaikilah bila ia membuat kesalahan dalam bercerita.
- Melatih anak mengenakan
pakaiannya sendiri. Biasakan anak mengenakan pakaiannya sendiri.
Mula-mula bantulah ia bila mengalami kesulitan, kemudian kurangilah
bantuan.
- Melatih anak mengikuti
peraturan permainan. Usahakanlah agar anak bermain dengan anak
lainya. Misalnya bermain petak umpet, hom-pim-pah, dan sebagainya.
perhatikan apakah iamengikuti aturan permainan dan mengikuti giliran
bermain
- Melatih anak agar mau
ditnggalkan ibunya untuk sementara. Ajaklah anak bermain kerumah tetangga, kemudian
titipkanlah untuk sementara. buatlah agar ia terbiasa berpisah untuk
sementara tanpa menangis atau menjadi rewel.
Lima Permainan untuk Perkembangan
Motorik Anak
- Menggambar
menggunakan tangan
Perkembangan
motorik anak dapat dilatih dengan permainan menyenangkan satu ini. Siapkan
kertas kosong, cat warna-warni yang aman bagi anak, dan biarkan sang anak
mengeksplor kreativitasnya. Tidak hanya membiarkan anak menggambar di atas
kertas, Anda dapat menggunakan t-shirt lama sebagai media anak berkreativitas.
- Bermain
dengan boneka kertas
Boneka kertas
tanpa diketahui ternyata mampu mengasah perkembangan motorik anak. Mulai dari
kegiatan memotong gambar, melipatnya, sampai memakaikan baju pada boneka kertas
tersebut. Jika Anda berpikir permainan boneka kertas tidak cocok bagi anak
lelaki. Mungkin Anda dapat memberikan boneka kertas robot-robotan atau tokoh
superhero yang berbahan kertas dan banyak ditemui di pasaran.
- Bermain
lompat tali
Anak usia empat
tahun, biasanya sudah mampu bermain lompat tali. Dan permainan ini bermanfaat
untuk melatih motorik sang anak. Melompat, mengkoordinasikan tangan, kaki dan
mata, sebagian dari banyak manfaat bermain lompat tali.
- Membuat
gelang dan kalung
Jika kebetulan
di dapur Anda masih memiliki macaroni, manik-manik dan benang. Ajarkan anak
Anda membuat kalung lalu biarkan anak berkreasi membuat kalung dan gelang
sesuka hati mereka. Usahakan untuk menyediakan bahan-bahan yang aman bagi anak,
misalnya manik-manik.
- Puzzle
Motorik anak
dapat berkembang dengan permainan menyatukan gambar-gambar seperti puzzle.
Bukan hanya melatih jemarinya, tetapi juga mengasah ketajaman otaknya. Mulailah
dengan permainan puzzle yang mudah, seiring berjalannya waktu dan kemampuan
sang anak, pilihlah puzzle yang lebih besar serta potongan puzzle yang lebih
kecil dan tentunya dengan gambar yang menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar