img.label_thumb{float:left;border:1px solid #8f8f8f;background:#D2D0D0;margin-right:10px;height:60px;width:60px;padding:2px} img.label_thumb:hover{background:#f7f6f6} .label_with_thumbs{float:left;width:100%;min-height:70px;margin:0 5px 2px 0} ul.label_with_thumbs li{min-height:65px;margin:2px 0;padding:4px 0} http://www.blogger.com/blog-this.g http://www.blogger.com/blog-this.g

Halaman

Sabtu, 13 April 2013

Tahapan perkembangan Motorik - Penjaskes



Apa sih, yang dimaksud dengan perkembangan motorik itu? Apa pula bedanya motorik kasar dengan motorik halus?
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa ama, tergantung proses kematangan masing-masing anak.
Berikut tahapan-tahapan perkembangannya:
Usia 1-2 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
• merangkak
• berdiri dan berjalan beberapa langkah
• berjalan cepat
• cepat-cepat duduk agar tidak jatuh
• merangkak di tangga
• berdiri di kursi tanpa pegangan
• menarik dan mendorong benda-benda berat
• melempar bola
• mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
• membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan
• menyusun menara dari balok
• memindahkan air dari gelas ke gelas lain
• belajar memakai kaus kaki sendiri
• menyalakan TV dan bermain remote
• belajar mengupas pisang
Usia 2-3 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
• melompat-lompat
• berjalan mundur dan jinjit
• menendang bola
• memanjat meja atau tempat tidur
• naik tangga dan lompat di anak tangga terakhir
• berdiri dengan 1 kaki
• mencoret-coret dengan 1 tangan
• menggambar garis tak beraturan
• memegang pensil
• belajar menggunting
• mengancingkan baju
• memakai baju sendiri
Usia 3-4 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
• melompat dengan 1 kaki
• berjalan menyusuri papan
• menangkap bola besar
• mengendarai sepeda
• berdiri dengan 1 kaki
• menggambar manusia
• mencuci tangan sendiri
• membentuk benda dari plastisin
• membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
Usia 4-5 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
• menuruni tangga dengan cepat
• seimbang saat berjalan mundur
• melompati rintangan
• melempar dan menangkap bola
• melambungkan bola
• menggunting dengan cukup baik
• melipat amplop
• membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
• memasikkan benang ke lubang besar


Aspek Perkembangan Motorik dan Keterhubungannya dengan Aspek Fisik dan Intelektual Anak


Aspek Perkembangan Motorik dan Keterhubungannya dengan Aspek Fisik dan Intelektual Anak (1 dari 3 tulisan)

I. PENDAHULUAN
Pembentukan kualitas SDM yang optimal, baik sehat secara fisik maupaun psikologis sangat bergantung dari proses tumbuh dan kembang pada usia dini. Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik perubahan fisik, perkembangan kognitif, emosi, maupun perkembangan psikososial yang terjadi dalam usia anak (infancytoddlerhood di usia 0 ­ – 3 tahun, early childhood usia 3 ­ – 6 tahun, dan middle childhood usia 6-11 tahun). Masing-masing aspek tersebut memiliki tahapan-tahapan sendiri. Pada usia 1 bulan, misalnya pada aspek motorik kasarnya, anak sudah bisa menggerakkan tangan dan kakinya.
Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik.
Demikian pun dalam kaitan dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama dengan kaitan fisik dan intelektual anak. Dalam makalah ini akan coba di paparkan apa yang dimaksud dengan kecerdasan motorik, pentingnya perkembangan motorik anak, bagaimana proses perkembangan motorik anak pada usia middle age atau anak anak ( 3 – 5) tahun dan stimulasi apa saja yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak usia 3 – 5 tahun.
II. PEMBAHASAN
A.    Berbagai Pandangan Mengenai Perkembangan Motorik Anak
Fisik atau tubuh manusia merupakan system organ yang komples dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996) During middle childhood, the body and brain undergo important growth changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these biological developments. Selama masa kecil menengah, tubuh dan otak mengalami perubahan pertumbuhan yang penting, yang mengarah ke koordinator motorik yang lebih baik, kekuatan yang lebih besar dan lebih skilfull pemecahan masalah. Kesehatan dan gizi memainkan peranan penting dalam perkembangan biologis.
Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia sebelumnya.
The period of middle childhood, from age six to age twelve is, also remarkably free from desease. The average child suffers fewer bouts of illness than during the years before school entry, and the risk of death for a contemporary Australian or New Zealand child is lower than at any earlier or later period during the life span. (Petterson, 1996) Periode masa kecil menengah, dari usia enam sampai usia dua belas adalah, juga sangat bebas dari penyakit. Rata-rata anak menderita serangan lebih sedikit dari penyakit selama tahun-tahun sebelum masuk sekolah, dan risiko kematian untuk Australia kontemporer atau New Zealand anak lebih rendah dibandingkan pada periode sebelumnya atau kemudian selama rentang hidup. (Petterson, 1996)
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. .
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot m,emungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
  1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.
  2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002)
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.
Teori yang menjelaskan secara detai tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.
“…….to develop motor skill, infants must perceive something in the environment that motivates them to act and use their perceptions to fine-tune their movement. Motor skills represent solutions to the infant’s goal.”
Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor, yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.
Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (Petterson 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.





B.     Urgensi Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
c. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
d. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak.
Stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan motorik anak adalah:
  1. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
  2. Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
  3. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
  4. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
  5. Gerakan-gerakan ibadah shalat
Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot (CRI, 1997). Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.
Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis.
Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Anak-anak yang secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan memiliki kecenderungan merasa kurang percaya akan kemampuannya dan akan berkenti berpartisipasi. Tujuan pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang (CRI, 1997).
Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melopmat dan menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan orang dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulainya.
Menurut dr. Karel A.L. Staa, M.D olah raga memberi manfaat bagi perkembangan motorik anak. Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan otak serta psikologis anak. Mengikutkan anak pada kelompok olahraga akan meningkatkan kesehatan fisik, psikologis serta psikososialnya. Anak menjadi senang mendapat stimulasi kreativitas yang baik untuk perkembangannya.
Selain berbagai kegiatan stimulai, hal lain yang mempengaruhi perkembangan motorik anak adalah gizi anak. Banyak penelitian yang menerangkan tentang pengaruh gizi terhadap kecerdasan serta perkembangan motorik kasar. Levitsky dan Strupp pada penelitiannya terhadap tikus mengungkapkan bahwa kurang gizi menyebabkan functional isolationism ‘isolasi diri’ yaitu mempertahankan untuk tidak mengeluarkan energi yang banyak (conserve energy) dengan mengurangi kegiatan interaksi sosial, aktivitas, perilaku eksploratori, perhatian, dan motivasi. Aplikasi teori ini kepada manusia adalah bahwa pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif, dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Model functional isolationism yang dilukiskan ini sama dengan teori sebelumnya bahwa aspek-aspek essensial dan universal untuk perkembangan kognitif ditekan oleh mekanisme penurunan aktivitas pada keadaan kurang gizi.
Untuk melakukan suatu aktivitas motorik, dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan energi yang tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) biasanya selalu terlambat dalam perkembangan motor milestone. Sebagai contoh, pada anak usia muda, komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan kontraksi kurang berkembang pada anak yang kurang gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga terjadi pertumbuhan badan yang terlambat3.
Tengkurap, merangkak, dan berjalan menurunkan ketergantungan atau kontak yang terus-menerus dengan pengasuhnya. Keadaan ini berpengaruh nyata terhadap mekanisme self-regulatory, sehingga anak menjadi lebih bersosialisasi dan ramah dengan lingkungannya. Sebaliknya, bila terjadi keterlambatan dalam locomotion dan perkembangan motorik akan merusak akses terhadap sumber-sumber eksternal yang berpengaruh kurang baik terhadap regulasi emosional, sehingga akan mengakibatkan terhambatnya perkembangan kecerdasan anak. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, telah dilakukan penelitian di daerah Jawa Barat yang dilakukan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Bogor dan University of California, Davis, USA untuk dapat menerangkan tentang bagaimana mekanisme gizi berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Sebanyak tidak kurang dari 17 buah makalah ilmiah dan hasil penelitian ini telah diterbitkan di dalam beberapa jurnal di luar negeri.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang di usia awalnya mendapat makanan suplemen, pada 8 tahun kemudian nilai tes intelektualnya lebih baik dari pada anak yang tidak mendapatkan suplemen. Sesudah memperhitungkan faktor confounder peneliti berkesimpulan bahwa suplemen makanan pada waktu bayi adalah faktor yang menyebabkan perbedaan. Hasil penemuan ini mendemonstrasikan bahwa suplemen makanan selama tiga bulan pada waktu bayi berumur kurang dari 18 bulan membawa keuntungan yang nyata terhadap kecerdasan anak sampai 8 tahun kemudian. Sedangkan terhadap anak yang berumur lebih dari 18 bulan yang sekarang berumur antara 10–12 tahun, keuntungan tersebut tidak nyata. Hasil penelitian tersebut pun menghasilkan suatu dugaan bahwa perkembangan neurologi sebelum berumur 18 bulan berhubungan erat dengan defisiensi gizi yang dapat bersifat permanen. Umur 18 bulan dari hasil penelitian ini dapat merupakan batas atau cut off point. Hasil-hasil penelitian pada tikus menunjukkan bahwa gizi kurang dapat berakibat defisit myelinisasi pada otak yang irreversibel. Pada tikus, masa-masa kritis terjadi pada saat umur 8–14 hari, dan berdasarkan periode puncak pertumbuhan maka pada manusia dapat terjadi pada usia 6–18 bulan15. Sehubungan dengan hal tersebut, maka bayi kurang gizi yang tidak mendapat suplemen diduga mengalami defisit myelinisasi. Artinya terjadi kesulitan dalam menghantarkan informasi dari satu neuron ke neuron yang lain dan mengakibatkan intelektual anak rendah. Hal ini pun pada akhirnya mempengaruhi perkembangan motorik anak. Refleks anak terhadap lingkungannya akan terhambat.
Data hasil penelitian kroseksional tersebut tidak merupakan data yang representatif dari perubahan dalam diri seorang anak. Walaupun dalam banyak hal perkembangan motorik milestone tidak selamanya mengikuti suatu perubahan kronologi yang ketat, data dari hasil penelitian tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengestimasi perkembangan motorik pada umur anak tertentu.
Apabila dibandingkan dengan negara-negara Barat, maka perkembangan motorik milestone pada anak Indonesia tergolong rendah. Di Amerika, anak mulai berjalan pada umur 11,4–12,4 bulan11, dan anak-anak di Eropa antara 12,4–13,6 bulan12. Sedangkan di Indonesia, pada sampel yang diteliti adalah 14,02 bulan. Informasi yang cukup untuk menerangkan perbedaan tersebut belum ada, namun besar kemungkinan bahwa faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperanan. Penjabaran tersebut di atas, menghasilkan suatu kesimpulan bahwa pember ian stumulasi untuk mengembangkan kemampuan motorik merupakan hal yang urgen atau penting.
Bagaimanakah Perkembangan Motorik Usia 3-5 tahun ??
Sambungan dari bagian kedua
C. Deskripsi Perkembangan Motorik Usia 3-5 tahun
Tim penulis CRI (1997) menjelaskan bahwa anak usia 3 tahun memiliki kekuatan fisik yang mulai berkembang, tapi rentang konsentrasinya pendek, cenderung berpindah-pindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain. Meskipun memiliki rentang konsentrasi yang relatif pendek, mereka menjadi ahli pemecah masalah dan dapat memusatkan perhatian untuk suatu periode yang cukup lama jika topik yang diajarkan menarik bagi mereka. Permainan mereka bersifat sosial dan sekaligus pararel. Pada usia ini, anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan melakukan gerakan fisik yang sangat aktif. Energi mereka seolah-olah tiada habisnnya.
Pada usia 5 tahun, rentang konsentrasi anak menjadi agak lama. Kemampuan mereka untuk berfikir dan memecahkan masalah juga semakin berkembang. Anak dapat memusatkan diri pada tugas-tugas dan berusaha untuk memenuhi standar mereka sendiri. Secara fisik, pada usia ini fisik anak sangat lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan. Secara terperinci, deskripsi perkembangan fisik anak usia 3-5 tahun adalah sebagai berikut.
Tahap Perkembangan Motorik Anak
Usia
Tahap Perkembangan
Tiga tahun
  • Berdiri di atas salah satu kaki selama 5-10 detik
  • Berdiri di atas kaki lainnya selama beberapa saat
  • Menaiki dan menuruni tangga, dengan berganti-ganti dan berpeganngan pada peganngan tangga
  • Berlari berputar-putar tanpa kendala
  • Melompat ke depan dengan dua kaki 4 kali
  • Melompat dengan salah satu kaki 5 kali
  • Melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan
  • Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki
  • Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada
  • Mendorong, menarik dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga
  • Mempergunakan papan luncur tanpa bantuan
  • Membangun menara yang terdiri dari 9 atau 10 kotak
  • Menjiplak garis vertical, horizontal dan silang
  • Menjiplak lingkaran
  • Mempergunakan kedua tangan untuk mengerjakan tugas.
  • Memegang kertas dengan satu tangan dan memepergunakan gunting untuk memotong selembar kertas berukuran 5 inci persegi menjadi dua bagian.
Empat tahun
  • Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik
  • Berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki
  • Berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit
  • Lomba lari
  • Melompat ke depan 10 kali
  • Melompat kebelakang sekali
  • Bersalto/ berguling ke depan
  • Menendang secara terkoordinasi ke belakang dank e depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun kea rah berlawanan secara bersamaan.
  • Dengan dua tangan menangkap bola yang dilemparkan dari jarak 3 kaki
  • Melempar bola kecil dengan kedua tangan ke pada seseorang yang berjarak 4-6 kaki darinya
  • Membangun menara setinggi 11 kotak
  • Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut. Dapat dikenali orang lain
  • Mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama permainan jari
  • Menjiplak gambar kotak
  • Menulis beberapa huruf
Lima tahun
  • Berdiri di atas kaki yang lainnya selama 10 detik
  • Berjalan di atas besi keseimbangan ke depan, ke belakang dan ke samping
  • Melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut
  • Melompat dua meter dengan salah satu kaki
  • Mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola
  • Menangkap bola tennis dengan kedua tangan
  • Melempar bola dengan memutar badan dan melangkah ke depan
  • Mengayun tanpa bantuan
  • Menangkap dengan mantap
  • Menulis nama depan
  • Membangun menara setinggi 12 kotak
  • Mewarnai dengan garis-garis
  • Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan 2 jari
  • Menggambar orang beserta rambut dan hidung
  • Menjiplak persegi panjang dan segi tiga
  • Memotong bentuk-bentuk sederhana.
Diadaptasi dari CRI (1997)
Perkembangan motorik anak bisa di pantau dengan melakukan suatu tes. Tes yang umum dilakukan untuk memantau perkembangan motorik adalah tes Denver. Tes ini membagi perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan personal sosial, perkembangan bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan motorik halus adaptif. Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali. Sedangkan balita, atau tepatnya setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas, cukup 3 bulan sekali. Tes Denver merupakan checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak, apakah anak sesuai dengan perkembangan usianya saat itu atau tidak.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki alur kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak.
Pada umumnya anak usia 3 sampai 4 tahun memiliki kekuatan fisik yang mulai berkembang, tapi rentang konsentrasinya pendek, cenderung berpindah-pindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain. Sedangkan pada usia 5 tahun Secara fisik, pada usia ini fisik anak sangat lentur dan tertarik pada senam dan olah raga yang teratur. Mereka mengembangkan kemampuan motorik yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting, menggambar dan menulis lebih mudah dilakukan
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menstimulasi perkembangan motorik anak adalah sebagai berikut:
  • Memberikan kesempatan belajar anak untuk mempelajari kemampuan motoriknya, agar ia tak mengalami kelambatan perkembangan.
  • Memberikan kesempatan mencoba seluas-luasnya agar ia bisa menguasai kemampuan motoriknya.
  • Memberikan contoh yang baik, karena mempelajari dan mengembangkan kemampuan motoriknya lewat cara meniru, si kecil perlu mendapat contoh (model) yang tepat dan baik.
  • Memberikan bimbingan karena meniru tanpa bimbingan tak akan mendapatkan hasil optimal. Ini penting agar ia mengenali kesalahannya.
  • Penggunaan KMS (Kartu Menuju Sehat) yang bisa memantau perkembangan motorik anak secara praktis, untuk melihat apakah anak berkembang sesuai dengan tahapannya atau tidak.

Sampai mana perkembangan kematangan sosial anak Anda?  Skala anak ini digunakan sebagai acuan apakah anak Anda berkembang normal. Anak umur 5 tahun bisa saja masih berada di perkembangan anak umur 3 tahun dan sebaliknya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan dan lingkungan di sekitarnya

UMUR 0-1 TAHUN
1. Tidak lagi ngiler
2. Minum dari gelas/cangkir dengan dibantu
3. Berteriak-teriak
4. Minta perhatian orang lain (ingin diajak bicara dsb)
5. Mengamati dengan mata
6. Menggunakan/menirukan suara
7. Mengikuti perintah-perintah sederhana
8. Memegang benda-benda yang berada dalam jangkauan
9. Mencapai benda-benda yang dekat
10. Menyibukkan diri sendiri tanpa dibantu
11. Memegang antara ibu jari dan jari-jari
12. Mengimbangkan kepala
13. Berguling
14. Menarik diri sendiri untuk berdiri
15. Berdiri sendiri

UMUR 1-2 TAHUN
1.Tidak digendong
2. Membuka kaos kaki
3. Mengunyah makanan
4. Minum dengan gelas/cangkir tanpa bantuan
5. Makan dengan sendok
6. Membedakan bahan-bahan yang dimakan
7. Mengupas makanan/membuka bungkus gula-gula
8. Bermain-main dengan anak lain
9. Mengetahui nama-nama benda yang umum
10. Bercakap-cakap dengan kalimat pendek
11. Mencoret-coret dengan pensil atau kapur
12. Memindah-mindahkan benda
13. Mengatasi halangan-halanga sederhana
14. Mengambil atau mebawa benda-benda yang dikenal
15. Berjalan-jalan dalam kamar tanpa bantuan
16. Berjalan keliling dalam rumah/pekarangan
17. Menaiki anak tangga/trap tanpa ditolong


UMUR 2-3 TAHUN
1. Minta pergi ke belakang (WC)
2. Mengeringkan tangan
3. Menanggalkan pakaian
4. Memakai baju atau pakaian tanpa bantuan
5. Makan dengan sendok tanpa berceceran
6. Mengambil minuman tanpa dibantu
7. Menceritakan pengalaman
8. Mengatakan sesuatu keinginan
9. Berprakarsa sendiri untuk memulai permainan
10. Menghindari bahaya-bahaya yang sederhana
11. Memotong-motong dengan gunting
12. Dapat mengenal tempat

UMUR 3-4 TAHUN
1. Minta pergi ke WC
2. Mengancing baju atau pakaian
3. Mencuci tangan tanpa bantuan
4. Minta tambah makan
5. Mengambil alat-alat makan dan minum sendiri tanpa dibantu
6. Memilih permainan atau barang untuk dirinya
7. Menunjukkan suatu aktivitas kepada orang lain
8. Bermain-main bersama pada tingkat taman kanak-kanak
9. Menceritakan pengalaman-pengalaman kecil
10. Membantu pekerjaan rumah tangga
11. Naik turun trap lantai rumah tanpa dibantu
12. Pergi ke lingkungan tetangga tanpa diantar

UMUR 4-5 TAHUN
1. Pergi tidur sendiri tanpa ditemani orang tuanya
2. Menyisir rambut secara sederhana
3. Menggosok gigi
4. Mencuci muka tanpa dibantu
5. Dapat disuruh membeli sesuatu
6. Bermain-main permainan yang bersifat lomba
7. Menyampaikan pesan sederhana
8. Memakai pensil atau kapur untuk menggambar
9. Naik turun tangga tanpa dibantu

UMUR 5-6 TAHUN
1. Pergi tidur dengan bantuan
2. Mandi masih dengan bantuan orang lain
3. Melayani diri sendiri dalam hal makan
4. Dapat berbelanja kecil-kecilan
5. Bermain permainan meja sederhana
6. Menulis satu atau lebih huruf sederhana
7. Bermain-main permainan yang beresiko seperti kereta atau geedekan dorong, meloncat panggug, jungki r balik
8. Pergi ke sekolah tanpa dianta

Inspirasi Ibu Membentuk Keluarga Bahagia dan Berkarakter

A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak sampai berumur 12 bulan.
  • Gerak kasar : Berjalan dengan berpegangan
  • Gerak halus : Mengambil benda kecil sebesar biji jagung dengan meraup.
  • Bicara, bahasa dan kecerdasan :  Mengatakan dua suku kata yang sama, misalnya : pa-pa, ma-ma, da-da, dan lain-lain.
  • Bergaul dan mandiri : Bermain “ciluk-ba”
B. Stimulasi Perkembangan yang perlu diberikan :
  • Mengajak anak menggelindingkan bola. Gelindingkanlah sebuah bola ke arah anak dan mintalah agar ia menggelindingkannya kembali.
  • Melatih anak memanjat kursi atau tangga yang rendah dengan merangkak. Ajari anak untuk memanjat kursi/tangga yang rendah secara bertahap dengan menaikkan tungkainya satu persatu, seperti gerakkan merangkak. Kemudian bantula ia turun dari kursi/tangga dengan menggunakan tungkai dan kakinya.
  • Membantu anak belajar berjalan sendiri. Buatlah agar anak mau berjalan sendiri, misalnya untuk mendapatkan dekapan, ciuman, atau mainan kesukaannya.
  • Melatih anak untuk membungkukkan badan tanpa berpegangan. Mintalah anak mengambil mainan yang terletak dilantai ketika ia beridiri. Mula0mula pegangilah salah satu tangannya, kemudian biarkan ia melakukannya dengan tanpa bantuan.
  • Melatih anak menyusu mainan balok. Ajarkan anak menyusun balok/kardus kecil, atau kaleng bekas menjadi menara sederhana, jembatan dan sebagainya. Bantulah anak menumuk benda tersebut.
  • * Memberikan kesempatan kepad anak untuk mengambar.  Sementara mengerjakan pekerjaan ruma tanga, berikanlah kepada anak selembar kertas dan alat tulis. Biarkan iamenggambar sendiri sambil diajak bicar mengenai apa yang digambarnya.
  • Melatih anak menirukan kata-kata. Ajaklah anak berbicara sesering mungkin, kenalkan ia dengan kata-kata baru sambil menunjukkan bendanya/gambarnya dari buku atau majalah.
  • Mengajak anak mengikuti kegiatan keluarga, misalnya makan bersama atau piknik keluarga. Sediakan peralatan makanan untuknya, bantulah ia untuk belajar makan/minum sendiri.
A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapaianak sesaat sebelum berumur 3 tahun :
  1. Gerakan kasar : Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2 hitungan.
  2. Gerakan halus : Meniru membuat garis lurus
  3. Bicara, bahasa dan kecerdasan : Menyatakan keinginan paling sedikit dengan 2 kata.
  4. Bergaul dan mandiri : Menyatakan keinginan buang air besar dan buang air kecil
B. Stimulasi perkembangan yang perlu diberikan :
1. Melatih anak melompat jauh.
Letakkan kertas ukuran folio di lantai. ajarilah anak untuk melompati kertas tersebut dengan kedua kaki diankat bersamaan. latihlah agar lompatan anak semakin jauh
2. Mengajak anak bermain dengan balok.
Ajaklah anak menyusun dan menumpuk balok mainan untuk membuat rumah-rumahan, jembatan, menara dan lain-lain.
3. Melatih anak memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya.
Sediakanlah macam-macam benda (misalnya : kancing, uang, logam biji-bijian). tunjukkan kepada anak cara mengelompokkan benda-benda tersebut menurut jenisnya, jelaskan pula sifat, warna, dan bentuknya. Mulailah dengan 2 jenis benda, kemudian tambahkanlah sejenisnya.
4. Melatih anak menghitung jumlah benda.
Ketika melatih anak mengelompokkan benda menurut jenisnya, ajarilah untuk menghitung jumlah setiap jenis benda. buatlah kelompok dengan jumlah satu, dua, tiga, dan seterusnya.
5. Melatih anak mencocokkan gambar benda yang sesungguhnya.
Sediakanlah macam-macam gambar (dapat diambil dari majalah, buku, koran, dan sebagainya). Mintalah anak mencocokkan gambar-gambar tersebut dengan benda-benda disekelilingnya. bicarakan pula bentuk dan sifat enda-benda itu.
6. Melatih anak untuk menyebutkan namanya.
Sebutkan nama anak dengan perlahan-lahan, kemudian mintalah ia mengulanginya.
7. Melatih anak menyebut nama benda dan mengenal sifat/keadaan benda.
Sebutkan nama benda yang ada disekeliling anak. mintalah ia untuk mengambil benda itu sambil menyebutkan nama dan sifat/keadaan benda tersebut. Misalnya: “Mobil-mobilan itu berwarna merah dan terletak dibawah kursi”
8. Melatih anak mencuci tangan dan kaki, serta mengeringkannya sendiri.
Ajarkan kepada anak cara mencuci tangan dan kakinya, serta mengelap bagian yang basah agar menjadi kering.
9. Memberi kesempatan kepada anak untuk berpakaian dan memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.
Ajarkan kepada anak cara berpakaian sendiri dan usahakanlah agar ia mau memilih sendiri pakaian yang akan dikenakannya.

PEMBINAAN DAN PERKEMBANGAN ANAK KELOMPOK UMUR 12-18 BULAN

A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak samapia sebelum berumur 18 bulan :
  • Gerak Kasar : Berjalan sendiri tanpa jatuh
  • Gerak halus : Mengambil benda kecil ke atas sebesar biji jagung dengan ibu jari dan telunjuknya (menjumput)
  • Bicara, bahasa, dan kecerdasan : Mengungkapkan keinginan secara sederhana
  • Bergaul dan Kemandirian : Minum sendiri dari gelas tanpa tumpah
B. Stimulasi Perkembangan yang perlu diberikan :
·         Melatih anak berjalan mundur : Bila anak dapat berjalan sendiri, latihlah ia berjalan mundur. misalnya dengan memberi mainan uang dapat ditarik, kemudian ia diminta menarik mainanya ssambil berjalan mundur.
·         Bermain dengan anak melempar dan menangkap bola: Ajarilah anak menangkap dan melempar bola. Pakailah bola besar, dan bila anak sudah dapat melakukannya, pakailah bola yang lebih kecil.
·         Bermain dengan anak, menendang bola kesasaran: Ajarilah anak menendang bola. Bila ia sudah dapat melakukannya, mintalah agar ia menendangnya ke arah sasaran (misalnya botol plastik). Bola dapat dibuat sendiri dari buntalan kertas/kain..
·         Melatih anak berjalan naik turun tangga:  Bila anak sudah dapat berjalan sendiri ajaklah ia naik/turun tanga dengan berpegangan. jagalah agar ia tidak terjatuh.
·         Melatih anak memasukkan benda yang lebih kecil ke dalam benda yang lebih besar. Sediakanlah kardus/mangkuk plastik dari berbagai ukuran. ajarilah anak untuk memasukkan benda yang kecil ke dalam benda yang lebih besar.  latihlah agar ia dapat melakukannya sendiri.
·         Memberi kesempatan kepada anak untuk melepas pakaiannya sendiri. Ajarilah anak untuk melepaskan pakaianya. Biarkan ia melakukannya sendiri, bantulah bila ia belum bisa membuka kancing baju.
·         Melatih anak menunjuk danmenyebutkan nama bagian tubuh. Ajarilah anak menunjuk dan menyebutkan bagian-bagian tubuhnya. Latihlah ia utuk mempelajarinya.
A Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak sesaat sebelum berumur 24 bulan.
  • Gerak Kasar : Berjalan mundur sedikitnya 5 langkah
  • Gerak halus : Mencoret-coret dengan alat tulis
  • Bicara, bahas dan kecerdasan : Menyebutkan nama dan menunjuk satu bagian tubuh dengan benar.
  • Bergaul dan mandiri : Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga
B. Stimulasi yang dberikan                      
  • Melatih anak berjalan jinjit. Ajarilah anak bejalan jinjit. buatlah agar ia menirunya.
  • Membantu anak belajar melompat. Tunjukkanlah cara melompat dengan kedua kaki diangkat bersamaan. pegangi tangannya ketika ia mencoba melompat untuk pertama kalinya
  • Melatih anak berdiri dengan satu kaki. Tunjukkan cara beridiri dengan satu kaki secara bergantian. buatlah agar ia mau menirukannya. mula-mula peganglah tangannya, kemudian lepaskan. latihlah agar ia bisa melakukannya tanpa kehilangan keseimbangan.
  • Mengajari anak menggambar betuk sederhana. Ajari anak menggabar garis lurus, bulatan, segitiga, dan sebagainya.
  • Mengajak anak bermain membuat bentuk sederhana dari lilin/tanah liat/adonan kue. Ajari anak membuat bulatan, segiriga dan lain-laij
  • Mengajari anak memasukkan benda ke lubang yang sesuai. Sediakan kardus yang dibuat lubang-lubang berbentuk segi tiga, segi empat segi lima, bulatan dan sebagainya. Tunjukkan kepada anak cara memasukkan benda berbentuk segi tiga, segi empat, segi lima, bulatan dan sebagainya kedalam lubang yang sesuai besar dan bentuknya
  • Bermain dengan anak menyusun potongan gambar. Sediakan karton yang sudah ditempel gambari dari majalah bekas. gunting karton menjadi 3 – 4 potongan. Ajari anak untuk menyusun potongan gambar tersebut menjadi gambar yang utuh seperti semula
  • Melatih anak mengikuti perintah sederhana. Berilah anak suatu perintah sederhana. Buatlah agar ia mau melakukannya. bila perlu tunjukkan cara mengerjakan perintah tersebut.
  • Melatih anak Menceritakan apa yang dikerjakannya/dilihatnya. Ajaklah anak menceritakan apa yang dialaminya dan dilihatnya. perbaikilah bila ia membuat kesalahan dalam bercerita.
  • Melatih anak mengenakan pakaiannya sendiri. Biasakan anak mengenakan pakaiannya sendiri. Mula-mula bantulah ia bila mengalami kesulitan, kemudian kurangilah bantuan.
  • Melatih anak mengikuti peraturan permainan. Usahakanlah agar anak bermain dengan anak lainya. Misalnya bermain petak umpet, hom-pim-pah, dan sebagainya. perhatikan apakah iamengikuti aturan permainan dan mengikuti giliran bermain
  • Melatih anak agar mau ditnggalkan ibunya untuk sementara. Ajaklah anak bermain kerumah tetangga, kemudian titipkanlah untuk sementara. buatlah agar ia terbiasa berpisah untuk sementara tanpa menangis atau menjadi rewel.

Lima Permainan untuk Perkembangan Motorik Anak

      Apa yang paling menarik dari kegiatan bermain dengan anak? Tentunya bersenang-senang sambil membantu anak belajar dalam satu waktu. Dan berikut ini beberapa permainan sekaligus kegiatan yang dapat menunjang perkembangan motorik anak.
  1. Menggambar menggunakan tangan
Perkembangan motorik anak dapat dilatih dengan permainan menyenangkan satu ini. Siapkan kertas kosong, cat warna-warni yang aman bagi anak, dan biarkan sang anak mengeksplor kreativitasnya. Tidak hanya membiarkan anak menggambar di atas kertas, Anda dapat menggunakan t-shirt lama sebagai media anak berkreativitas.
  1. Bermain dengan boneka kertas
Boneka kertas tanpa diketahui ternyata mampu mengasah perkembangan motorik anak. Mulai dari kegiatan memotong gambar, melipatnya, sampai memakaikan baju pada boneka kertas tersebut. Jika Anda berpikir permainan boneka kertas tidak cocok bagi anak lelaki. Mungkin Anda dapat memberikan boneka kertas robot-robotan atau tokoh superhero yang berbahan kertas dan banyak ditemui di pasaran.
  1. Bermain lompat tali
Anak usia empat tahun, biasanya sudah mampu bermain lompat tali. Dan permainan ini bermanfaat untuk melatih motorik sang anak. Melompat, mengkoordinasikan tangan, kaki dan mata, sebagian dari banyak manfaat bermain lompat tali.
  1. Membuat gelang dan kalung
Jika kebetulan di dapur Anda masih memiliki macaroni, manik-manik dan benang. Ajarkan anak Anda membuat kalung lalu biarkan anak berkreasi membuat kalung dan gelang sesuka hati mereka. Usahakan untuk menyediakan bahan-bahan yang aman bagi anak, misalnya manik-manik.
  1. Puzzle
Motorik anak dapat berkembang dengan permainan menyatukan gambar-gambar seperti puzzle. Bukan hanya melatih jemarinya, tetapi juga mengasah ketajaman otaknya. Mulailah dengan permainan puzzle yang mudah, seiring berjalannya waktu dan kemampuan sang anak, pilihlah puzzle yang lebih besar serta potongan puzzle yang lebih kecil dan tentunya dengan gambar yang menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar